KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Perkembangan Remaja ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa itu
remaja, bagaimana pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologi seorang remaja
serta kebutuhan seorang remaja. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun
ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Yogyakarta,
25 Maret 2016,
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR
ISI....................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...............................................................................................................1
B.
Rumusan Masalah................................................................................................1
C.
Tujuan................................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Remaja..................................................................................... 2
B. Pertumbuhan
Fisik dan Perkembangan Psikologis Remaja....................... 3
1. Pertumbuhan
Fisik Remaja.................................................................. 3
2. Perkembangan
Psikologis Remaja....................................................... 5
C. Kebutuhan
Remaja.................................................................................... 10
1. Teori
Kebutuhan.................................................................................. 10
2. Kebutuhan
Khas pada Usia Remaja.................................................... 10
3. Masalah-masalah Remaja dengan Kebutuhannya............................... 12
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Remaja adalah masa transisi dari anak kedewasa. Menghadapi remaja bukan pekerjaan mudah. Untuk memahami jiwa remaja dan mencari solusi yang tepat bagi permasalahannya, maka penting bagi kita memahami remaja dan perkembangan psikologinya. Menurut WHO Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Istilah ini menunjukan masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 tahun pada pria dan 12 tahun pada wanita. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun sampai dengan 19 tahun.
Remaja adalah masa transisi dari anak kedewasa. Menghadapi remaja bukan pekerjaan mudah. Untuk memahami jiwa remaja dan mencari solusi yang tepat bagi permasalahannya, maka penting bagi kita memahami remaja dan perkembangan psikologinya. Menurut WHO Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Istilah ini menunjukan masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 tahun pada pria dan 12 tahun pada wanita. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun sampai dengan 19 tahun.
Pertumbuhan fisik remaja
merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak hanya tumbuh dari segi
ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi jugamengalami kemajuan
secara fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”. hal ini ditandai dengan datangnya
menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki. Pada fase pubertas terjadi perubahan fisik sehingga pada
akhirnya seorang anak akan memiliki kemampuan bereproduksi. Terdapat lima
perubahan khusus yang terjadi pada pubertas, yaitu, pertambahan tinggin badan
yang cepat (pacu tumbuh), perkembangan seks sekunder, perkembangan organ-organ
reproduksi, perubahan komposisi tubuh serta perubahan sistem sirkulasi dan
sistem respirasi yang berhubung Dalam perkembangan
remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik
B. Rumusan masalah
1.
Apa yang dimaksud masa remaja ?
2.
Apa yang dimaksud perkembangan fisik dan
perkembangan psikologi pada masa remaja ?
3.
Apa saja kebutuhan pada masa remaja ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui maksud dari masa remaja.
2.
Untuk mrngetahui perkembangan fisik dan
psikologi pada masa remaja.
3.
Untuk mengetahui kebutuhan pada masa
remaja.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Remaja
Menurut
WHO
Remaja didefinisikan sebagai masa
peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Istilah ini menunjukan masa dari
awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 tahun
pada pria dan 12 tahun pada wanita. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10
tahun sampai dengan 19 tahun.
Menurut
Elizabeth B. Hurlock (1980)
Masa remaja ini dimulai pada saat anak
mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa
secara hukum. Menurut Elizabeth remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja
awal yang berarti pada saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu pada
usia 13-17 tahun sedangkan masa remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai
dengan 18 tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum.
Menurut Dedbrun (dalam rice, 1990)
Remaja sebagai periode pertumbuhan
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
Menurut Santrock (2003:26)
Remaja sebagai masa perkembangan
transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,
kognitif dan sosial emosiaonal. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh
para ahli adalah antara 12-21 tahun. Rentan waktu usia remaja ini biasanya
dibedakan menjadi 3 yaitu : masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja
pertengahan usia 15-18 tahun dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun.
Menurut
Sari Pediatri (2010;12(1):21-9).
Adolescent atau
remaja merupakan periode kritis peralihan dari anak menjadi dewasa. Pada remaja
terjadi perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial yang berlangsung
secara sekuensial. Pada anak perempuan awitan pubertas terjadi pada usia 8
tahun sedangkan anak laki-laki terjadi pada usia 9 tahun. Faktor genetik,
nutrisi, dan faktor lingkungan lainnya dianggap berperan dalam awitan pubertas.
Perubahan fisik yang terjadi pada periode pubertas ini juga diikuti oleh
maturasi emosi dan psikis. Secara psikososial, pertumbuhan pada masa remaja
(adolescent) dibagi dalam 3 tahap yaitu early, middle, dan late adolescent. Masing-masing
tahapan memiliki karakteristik tersendiri. Segala sesuatu yang mengganggu
proses maturasi fisik dan hormonal pada masa remaja ini dapat mempengaruhi
perkembangan psikis dan emosi sehingga diperlukan pemahaman yang baik tentang
proses perubahan yang terjadi pada remaja dari segala aspek.
B.
Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Psikologi Remaja
1.
Pertumbuhan Fisik Remaja
Pertumbuhan fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak
hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi
jugamengalami kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual
atau “pubertas”. hal ini ditandai dengan datangnya
menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki. Pertumbuhan adalah
suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinyu dan
berlangsung dalam periode tertentu. Perubahan ini berkisar hanya padaaspek-aspek
fisik individu. Pertumbuhan itu meliputi perubahan yang bersifat internal
maupun eksternal. Pertumbuhan intenal meliputi perubahan ukuran saluran
pencernaan makanan, bertambahnya ukuran besar dan berat jantung, dan paru-paru,
bertambah sempurna kelenjar kelamin dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal meliputi bertambahnya
tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang dan lebar
tubuh, ukuran besarnya organ seks , dan munculnya atau tumbuhnya tanda-tanda
kelamin sekunder.Sebenarnya tanpa ada tambahan kata “fisik” pun itu tidak menjadi persoalan istilah “pertumbuhan” saja, sudah bermakna perubahan pada aspek-aspek fisiologis
Jadi, dapat dikatakan bahwa pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan
fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja.
Perubahan- perubahan ini meliputi: perubahan ukuran tubuh,
perubahan proporsi tubuh, munculnyaciri-ciri kelamin yang utama (primer) dan
ciri kelamin kedua (sekunder).
Pada
fase pubertas terjadi perubahan fisik sehingga pada akhirnya seorang anak akan
memiliki kemampuan bereproduksi. Terdapat lima perubahan khusus yang terjadi
pada pubertas, yaitu, pertambahan tingginbadan yang cepat (pacu tumbuh),
perkembangan seks sekunder, perkembangan organ-organ reproduksi, perubahan
komposisi tubuh serta perubahan sistem sirkulasi dan sistem respirasi yang
berhubung Dalam perkembangan remaja,
perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat
sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya
kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan
ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder
a. Hormon – Hormon Seksual
Dalam
perkembangan hormon – hormon seksual remaja, ditandai dengan cirri-ciri yaitu
cirri-ciri seks rpimer dan sekunder.
1) Ciri-Ciri Seks Primer
Pada
masa remaja primer ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis yaitu
pada tahun pertama dan kedua. Kemudian tumbuh secara lebih lambat, dan mencpai
ukuran matangnya pada usia 20 tahun. Lalu penis luai bertambah panjang,
pembuluh mani dan kelenjar prostate semakin membesar. Matangnya organ-organ
seks tersebut memungkinkan remaja pria (sekitar 14-15 tahun) mengalami “mimpi
basah”. Pada remaja wanita, kematangan orga-organ seksnya ditandai dengan
tumbuhnya rahim vagina dan ovarium secara cepat pada masa sekitar 11-15 tahun
untuk pertama kalinya mengalami “menarche” (menstruaasi pertama). Menstruasi
awal sering disetai dengan sakit kepala, sakit punggung dan kadang-kadang
kejang serta merasa lelah, depresi dan mudah tersinggung.
2) Ciri-Ciri Seks Sekunder
Pada
remaja ditandai dengan tumbuhnya rambut pubik/bulu kopak disekitar kemaluan dan
ketiak, terjadi prubahan suara, tumbuh kumis dan tumbuh gondok laki /
jakun. Sedangakan pada wanita ditandai dengan tumbuh rambut pubik/ bulu kapok
disekitar kemaluan dan ketiak, bertambah besar buah dada danbertambah besarnya
pinggul .
b.
Pubertas.
1)
Perubahan eksternal
2)
Perubahan internal
c.
Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih
panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah besar, hati
bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
d.
Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat
selama masa remaja, pada usia 17-18 tahun beratnya 12 kali berat pada waktu lahir.
e.
Sistem Pernapasan
Kapasitas paru-paru
remaja perempuan hamper matang pada usia 17 tahun, remaja laki-laki
mencapai tingkat kematnagn beberapa tahun kemudian .
f.
Jaringan Tubuh
Perkemngan kerangka
berhenti rata-rata pada usia 18 tahun Jaringan. Selain tulang terusberkembang
sampai tulang mencapai umuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan
otot.
2. Perkembangan
Psikologis Remaja
a. Perkembangan intelektual (kognitif)
Pada remaja bermula
pada umur 11 ata12 tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu
berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas.
Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif
yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja
dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi
dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah. Kemampuan-kemampuan berpikir
yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan
kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk
mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.
b. Aspek Sosial
Perkembangan sosial
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan
diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini
meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian
menghadapi orang lain, dan lain-lain. Perkembangan sosial pada masa remaja
berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik
menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga
mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau
lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini
berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman
sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan
misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga
beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman
sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja
diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk
mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berikut ini ciri-ciri
penyesuaian sosial remajsa, diantaranya :
1) Di lingkungan keluarga
§
Menjalin hubungan
yang baik dengan orang tua dan saudaranya
§
Menerima otoritas
orang tua (menaati peraturan orang tua)
§
Menerima tanggung
jawab dan batasan (norma) keluarga
§
Berusaha membantu
anggaran kalau sebagai individu atau kelompok
2) Di lingkungan sekolah
§
Bersikap respek dan
mentaati peraturan
§
Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
sekolah
§
Menjalin persahabatan
dengan teman sebaya
§
Hormat kepada guru,
pemimpin sekolah atau staf lain
§
Berprestasi di
sekolah
§
Di lingkungan
masyarakat
§
Respek terhadap
hak-hak orang lain
§
Menjalin dan
memelihara hubungan dengan teman sebaya atau orang lain
§
simpati dan
menghormati terhadap kesejahteraan orang lain
§
Respek terhadap
hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan masyarakat.
c. Aspek Emosi (Afektif)
Perkembangan aspek
emosi berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja
tengah (15-16 tahun) pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan
keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan
yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih
berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab
bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa
remaja akhir (18– 21 tahun). Pada masa remaja tengah anak terombang-ambing
dalam sikap mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah
memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial
merupakan tugas yang sulit bagi remaja.
Proses pencapaiannya
sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama
lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut
kondusif maka akan cenderung dapat mencapai kematangan emosional yang baik,
seperti adolesensi emosi (cinta, kasih, simpati, senang menolong orang lain,
hormat dan menghargai orang lain, ramah) mengendalikan emosi (tidak mudah
tersinggung, tidak agresif, optimis dan dapat menghadapi situasi frustasi
secara wajar). Tapi sebaliknya, jika seorang remaja kurang perhatian dan kasih
sayang dari orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, maka cenderung
mengalami perasaan tertekan atau ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja
bisa berealisi agresif (melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi, senang
mengganggu) dan melarikan diri dari kenyataan (melamun, pendiam, senang
menyendiri, meminum miras dan narkoba).
d. Aspek Bahasa
Perkembangan bahasa
adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik alat
komunikasi lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Bahasa
remaja adalah bahasa yang telah berkembang, baik di lingkungan keluarga,
masyarakat dan khususnya lingkungan teman sebaya sedikit banyak lebih membentuk
pola perkembangan bahasa remaja. Pola bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa
pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Pada umumnya remaja
akhir lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu, menggemari literatur
yang mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan religius. Penggunaan bahasa
oleh remaja lebih sempurna serta perbendaharaan kata lebih banyak. Kemampuan
menggunakan bahasa ilmiah mulai tumbuh dan mampu diajak berdialog seperti
ilmuwan.
e. Aspek Moral
Perkembangan moral
pada remaja menurut teori Kohlberg menempati tingkat III: pasca konvensional
stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara remaja dengan
lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan
sosial dan masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilai-nilai
moral, kejujuran, keadilan kesopanan dan kedisiplinan. Oleh karena itu moral
remaja harus sesuai dengan tuntutan norma-norma sosial. Selain itu peranan
orang tua sangat penting. Dalam membantu moral remaja, orang tua harus
konsisten dalam mendidik anaknya, bersikap terbuka serta dialogis, tidak
otoriter atau memaksakan kehendak.
f. Aspek Agama
Pemahaman remaja
dalam beragama sudah semakin matang, kemampuan berfikir abstrak memungkinkan
remaja untuk dapat mentransformasikan keyakinan beragama serta mengapresiasikan
kualitas keabstrakan Tuhan
Ciri-ciri Kejiwaan
dan Psikologi pada Remaja
1)
Usia remaja muda
(11–15 tahun)
§
Sikap protes terhadap
orang tua
Remaja
pada usia ini cenderung tidak menyetujui nilai–nilai hidup orang tuanya,
sehingga sering menunjukkan sikap protes terhadap orang tua. Mereka berusaha
mencari identitas diri dan sering kali disertai dengan menjauhkan diri dari
orang tuanya. Dalam upaya pencarian identitas diri, remaja cenderung melihat
kepada tokoh–tokoh di luar lingkungan keluarganya, yaitu : guru, figur ideal
yang terdapat dalam film, atau tokoh idola.
§
Preokupasi dengan
badan sendiri
Tubuh
seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan yang cepat sekali. Perubahan ini
menjadi perhatian khusus bagi diri remaja.
§
Kesetiakawanan dengan
kelompok seusia
Para
remaja pada kelompok umur ini merasakan keterikatan dan kebersamaan dengan
kelompok seusia dalam upaya mencari kelompok senasib. Hal ini tercermin dalam
cara berperilaku sosial.
§
Kemampuan untuk
berfikir secara abstrak
Daya
kemampuan berfikir seorang remaja mulai berkembang dan dimanifestasikan dalam
bentuk diskusi untuk mempertajam kepercayaan diri
§
Perilaku yang labil
dan berubah–ubah
Remaja
sering memperlihatkan perilaku yang berubah–ubah. Pada suatu waktu tampak
bertanggung jawab, tetapi dalam waktu lain tampak masa bodoh dan tidak
bertanggung jawab. Remaja merasa cemas akan perubahan dalam dirinya. Perilaku
demikian menunjukkan bahwa dalam diri remaja terdapat konflik yang memerlukan
perhatian dan penanganan yang bijaksana.
2)
Remaja usia
penuh (16–19 tahun)
§
Kebebasan dari orang
tua
§
Dorongan untuk
menjauhkan diri dari orang tua menjadi realitas. Remaja mulai merasakan
kebebasan, tetapi juga merasa kurang menyenangkan. Pada diri remaja timbul
kebutuhan untuk terikat dengan orang lain melalui ikatan cinta yang stabil.
§
Ikatan terhadap
pekerjaan dan tugas
§
Sering kali remaja
menunjukkan minat pada suatu tugas tertentu yang ditekuni secara mendalam.
Terjadi pengembangan akan cita–cita masa depan yaitu mulai memikirkan
melanjutkan sekolah atau langsung bekerja untuk mencari nafkah.
§
Pengembangan nilai
moral dan etis yang mantap
§
Remaja mulai menyusun
nilai–nilai moral dan etis sesuai dengan cita – cita.
§
Pengembangan hubungan
pribadi yang labil
§
Adanya tokoh panutan
atau hubungan cinta yang stabil menyebabkan terbentuknya kestabilan diri
remaja.
§
Penghargaan kembali
pada orang tua dalam kedudukan yang sejajar
§
Perubahan fisik,
psikologi dan seksual pada remaja
Perubahan
psikologis
1) Pada masa remaja perubahan kejiwaan terjadi lebih
lambat dari fisik dan labil, meliputi : Perubahan emosi ; sensitive (mudah
menangis, tertawa, cemas dan frustasi), mudah mudah bereaksi terhadap
rangsangan dari luar, agresif sehingga mudah berkelahi.
2) Perkembangan intelegensia : mampu berpikir abstrak dan
senang memberi kritik , ingin mengetahui hal-hal baru sehinga muncul perilaku
ingin mencoba hal yang baru. Perilaku ingin mencoba ini sangat penting dalam
kesehatan reproduksi.
C. Kebutuhan Remaja
1. Teori Kebutuhan Remaja
Pada diri individu
terdapat ketidakseimbangan baik yang bersifat fisiologis yang telah dicampuri
oleh unsur pengalaman dan hasil belajar. Untuk menyeimbangkan kembali suasana
fisiologis maupun suasana psikologis, seseorang harus mempunyai dorongan untuk
kembali pada keseimbangan
Inti teori Maslow adalah
bahwa kebutuhan itu tersusun dalam suatu hirarki, kebutuhan yang tertinggi
adalah kebutuhan realisasi diri. Lima tigkatan kebutuhan menurut Maslow yaitu:
a.
Kebutuhan fisiologi
b.
Kebutuhan akan
keselamatan dan keamanan
c.
Kebutuhan rasa
kemasyarakatan
d.
Rasa ingin dihargai
e.
Kebutuhan untuk
mengembangkan diri
Kelima kebutuhan
tersebut diatas saling menunjang dan mengisi pemuasan akan kebutuhan tersebut
dan akan terasa puas, namun selang beberapa lama dirasakan kebutuhan yang sama
lagi. Manusia secara terus-menerus melakukan bermacam-macam rangkaian
kegiatan.
2. Kebutuhan khas pada usia remaja
Ada tujuh macam
kebutuhan khas remaja itu secara umum memang ada pada kebanyakan anak muda,
tetapi tingkat intensitasnya sangat dipengaruhi oleh latar belakang keluarga
masing-masing, factor sosial, individual, kultural, dan religious. Untuk remaja
Indonesia kecenderungan untuk mendapat pengakuan sebagai orang yang mampu
menjadi dewasa, mendapat perhatian penuh, dan kebutuhan akan kasih saying
tampak lebih menonjol dibandingkan kebutuhan lainnya.
Tujuh kebutuhan khas
remaja adalah sebagai berikut:
a.
Dapat curahan kasih
sayang
b.
Dapat diterima dalam
kelompok
c.
Keinginan dapat
mandiri
d.
Bisa berprestasi
e.
Dapat pengakuan
sebagai prestise
f.
Dapat dihargai
g.
Memperoleh falsafah
hidup
Masa remaja merupakan
masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Hall (dalam
Liebert, dan kawan-kawan, 1974) menyatakan bahwa selama masa remaja banyak
masalah yang dihadapi karena remaja itu berupaya menemukan jati dirinya
(identitasnya) – kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri merupakan bentuk
kebutuhan untuk mewujudkan jati dirinya. Beberapa jenis kebutuhan remaja dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok kebutuhan, yaitu :
a.
Kebutuhan organik,
seperti makan, minum, bernafas, seks
b.
Kebutuhan emosional
yaitu kebutuhan untuk mendapatkan simpati dan pengakuan dari pihak lain,
dikenal dengan n’Aff
c.
Kebutuhan berprestasi
atau need of achievement ( yang dikenal dengan n’Ach), yang berkembang karena
didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sekaligus menunjukkan
kemampuan psikofisis
d.
Kebutuhan untuk
mempertahankan diri dan mengembangkan jenis
Di samping itu remaja
membutuhkan pengakuan akan kemampuannya, yang menurut Maslow kebutuhan ini
disebut kebutuhan penghargaan. Remaja membutuhkan penghargaan dan pengakuan
bahwa ia (mereka) telah mampu berdiri sendiri, mampu melaksanakan tugas-tugas
seperti yang dilakukan oleh orang dewasa, dan dapat bertanggung jawab atas sikap
dan perbuatan yang dikerjakannya.
Pemenuhan kebutuhan
fisik atau organik merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini harus dipenuhi, karena
hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya agar tetap tegar.
Tidak berbeda dengan pemenuhan kebutuhan serupa di masa perkembangan
sebelumnya, kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi, terutama
ekonomi keluarga. Akibat tidak terpenuhinya kebutuhan fisik ini akan sangat
berpengaruh terhadap pembentukan pribadi dan perkembangan psiko-sosial seorang individu.
Menghadapi kebutuhan ini latihan kebersihan, hidup teratur dan sehat sangat
perlu di tanamkan oleh orang tua, sekolah dan lingkungan masyarakat kepada
anak-anak dan para remaja. Untuk mengembangkan kemampuan hidup bermasyarakat
dan mengenalkan berbagai norma sosial, amat penting di kembangkan
kelompok-kelompok remaja untuk berbagai urusan, seperti kelompok olahraga,
kelompok seni dan musik, kelompok koperasi, kelompok belajar, dan semacamnya.
3. Masalah-masalah Remaja dengan Kebutuhannya
Beberapa masalah yang
dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dapat diuraikan sebagai
berikut:
a.
Upaya untuk dapat
mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan perilaku dewasa
tidak semuanya dapat dengan mudah di capai baik oleh remaja laki-laki maupun
perempuan. Pada masa ini remaja menghadapi tugas-tugas dalam perubahan sikap
dan perilaku yang besar, sedang dilain pihak harapan ditumpukan kepada remaja
untuk dapat meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan pola perilaku.
Kegagalan dalam mengatasi ketidakpuasan ini dapat mengakibatkan menurunnya
harga diri, dan akibat lebih lanjut dapat menjadikan remaja bersikap keras dan
agresif atau sebaliknya bersikap tidak percaya diri, pendiam atau harga diri
kurang.
b.
Seringkali para
remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya. Hal ini
disebabkan pertumbuhan tubuhnya dirasa kurang serasi. Ketidakserasian proporsi
tubuh ini sering menimbulkan kejanggalan, karena mereka sulit untuk mendapatkan
pakaian yang pantas, juga hal itu tampak pada gerakan atau perilaku yang
kelihatannya wagu dan tidak pantas.
c.
Perkembangan fungsi
seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remaja untuk memahaminya,
sehingga sering terjadi salah tingkah dan perilaku yang menantang norma. Pandangannya
terhadap sebaya lain jenis kelamin dapat menimbulkan kesulitan dalam pergaulan.
Bagi remaja laki-laki dapat berperilaku “ menentang norma “ dan bagi remaja
perempuan akan berperilaku “ mengurung diri “ atau menjauhi pergaulan dengan
sebaya lain jenis.
d.
Dalam memasuki
kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu mendambakan kemandirian, dalam
arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan, kebanyakan
akan menghadapi berbagai masalah, terutama masalah penyesuaian emosional, seperti
perilaku yang over acting, dan semacamnya. Kehidupan bermasyarakat banyak
menuntut remaja untuk banyak menyesuaikan diri, namun yang terjadi tidak
semuanya selaras. Dalam hal terjadi ketidakselarasan antara pola hidup
masyarakat dan perilaku yang menurut para remaja baik, hal ini dapat berakibat
kejengkelan.
e.
Harapan-harapan untuk
dapar berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial ekonomis, akan
berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan
jenis pendidikan. Penyesuaian sosial merupakan salah satu yang sangat sulit
dihadapi oleh remaja.
f.
Berbagai norma dan
nilai yang berlaku di dalam hidup bermasyarakat merupakan masalah tersendiri
bagi remaja, sedang di pihak remaja merasa memiliki nilai dan norma
kehidupannya yang dirasa lebih sesuai. Dalam hal ini para remaja menghadapi
perbedaan nilai dan norma kehidupan.
DAFTAR
PUSTAKA
fkm.uad.ac.id/unduhan/KRR.pdf
Ni’amul
huda “Perkembangan Remaja” http://uinkediri.blogspot.co.id/2014/12/contoh-makalah-perkembangan-psikologi.html