Senin, 09 Mei 2016

    HOMEOSTASIS DAN HOMEODINAMIK

1.      Homeostasis
     Homeostasis merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi berbagai kondisi yang di alaminya. Homeostasis adalah suatu proses pemeliharaan setabilitas dan adaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitar yang terjadi secara terus-menerus.
Homeostasis dibedahkan menjadi 2, yaitu homeostasis fisiologis dan homeostasis psikologis.
a.       Homeostasis fisiologis ini dapat dikendalikan oleh sistem endokrin dan sistem saraf otonom.
Homeostasis fisiologis memiliki 4 cara yaitu ;
1.      Pengaturan diri
Pengaturan diri ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat. Contohnya: pada proses pengaturan fungsi organ tubuh.
2.      Konpensasi
Dalam cara konpensasi ini, tubuh akan cenderung beraksi terhadap ketidak normalan yang terjadi di dalamnya. Misalnya, apa bila secara tiba-tiba lingkungan menjadi dingin, maka pembuluh darah perifer akan mengalami kontraksi dan merangsang pembuluh darah bagian dalam meningkatakan kegiatan (menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga suhunya tetap stabil. Pelebaran pupil meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman terhadap tubuh dan peningkatan keringat atau mengontrol kenaikan suhu tubuh.
3.      Umpan balik negatif
Penyimpanan dari keadaan normal dalam keadaan abnormal tubuh secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik atau menyeimbangkan penyimpanan yang terjadi.
4.      Umpan balik positif
Umpan balik untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisiologis. Sebagai contoh, jika mengalami hipoksia akan terjadi proses peningkatan denyut jantung atau membawah darah dan oksigen yang cukup ke seluruh sel tubuh. 


b.      Homeostasis psikologis
       Homeostasis psikologis berfokos pada keseimbangan emosional dan kesejahteraan mental. Proses ini di dapatkan dari pengalaman hidup dan interaksi dari orang lain serta dipengaruhi oleh norma dan kultur masyarakat. Contoh, dari homeostasis pisikologis di antaranya adalah mekanisme pemahaman diri seperti menangis, tertawa, berteriak, meremas, mencerca, DLL.

Proses homeostasis psikologis
     Proses homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi tubuh dan memantau organ tubuh. Sebagian besar mekanisme ini di kontrol oleh sistem saraf dan endoktrin dan tidak mencakup perilaku sadar. Mekanisme fisiologis adaptasi bekerja sama melalui hubungan yang kompleks dalam saraf dan sistem endoktrin dan sistem tubuh kainnya untuk mempertahankan konstansitas relatif di dalam tubuh.
    Pada individu yang sehat mekanisme ini mempegaruhi keseimbangan fisiologis dan terpenuhinya kebutuhan tubuh. Namun demikian, mekanisme adaptasi fisiologis hanya dapat memberikan kontrol jangka pendek terhadap ekuilibrium tubuh.
    Mekanisme ini tidak dapat mengadaptasi perubahan jangka panjang dalam sekresi hormon atau fungsi vital. Oleh karenanya, penyakit, cedera, atau setres yang berkepanjanganvdapat menurunkan kapasitas adaptif.
Fungsi yang menurun dapat mengakibatkan kontrol homeostasis berlanjut tetapi tidak adekuat atau kerusakan mekanisme umpan balik yang memungkinkan terjadinya kontrol.
Kedua bentuk fungsi yang menurun tersebut dapat mengakibatkan penyakit lebih memburuk atau kematian.
     Proses ini didapat dari pengalaman hidup dan interaksi dengan orang lain serta dipengaruhi oleh norma dan kultur masyarakat. Contoh proses homeostasis adalah mekanisme pertahanan diri seperti menangis, tertawa, berteriak, memukul, meremas, mencerca, dan lain-lain.
    Proses homeostasis ini adalah peraturan mandiri; dengan kata lain, mekanisme ini adalah otomatis. Namun demikian, pada individu yang sakit atau mengalami cedera tidak mampu untuk mempertahankan dan menopang homeostasis.

1.      Pengaturan diri (Self Regulation)
   Sistem ini terjadi secara otomatis pada orang sehat, seperti pengaturan fungsi organ tubuh.
2.       Kompensasi
   Tubuh cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan yang terjadi didalamnya. Misalnya, apabila secara tiba-tiba lingkungan dingin, maka pembuluh darah darah perifer akan mengalami kontraksi dan merangsang pembuluh darah untuk menciptakan suhu panas. Pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual pada saat tubuh mengalami ancaman.
3.       Umpan Balik

·         Umpan Balik Negatif (negative feedback)


   Proses ini merupakan penyimpangan dari ketidaknormalan, dalam keadaan abnormal, tubuh secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan penyimpangan yang terjadi.
  Contoh, apabila tekanan darah meningkat akan meningkatkan baroceptor. Kemudian, akan menurunkan rangsangan pada simpatik yang meningkatkan para simpatik, menurunkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi, terjadi di atasi pembuluh darah dan akhirnya menurunkan tekanan darah sampai pada keadaan nomal melalui feedback mekanisme.
·         Umpan Balik Positif
   Beberapa proses dalam tubuh diatur oleh umpan balik positif. Umpan balik positif adalah ketika respon terhadap suatu peristiwa meningkatkan kemungkinan kegiatan untuk berlanjut.
   Contoh dari umpan balik positif adalah produksi susu pada ibu menyusui. Saat bayi minum susu ibunya, hormon prolaktin, sebagai sinyal kimia, dilepaskan. Semakin banyak bayi menyusu, semakin banyak prolaktin akan dilepaskan, yang menyebabkan lebih banyak susu yang dihasilkan. Contoh lain dari umpan balik positif termasuk kontraksi selama persalinan. Ketika konstriksi dalam rahim mendorong bayi ke jalan lahir, kontraksi tambahan akan terjadi.
   Umpan balik positif untuk mengoreksi ketidak seimbangan fisiologis sebagai contoh, terjadi proses peningkatan denyut peningkatan denyut jantung untuk membawa darah dan oksigen yang cukup ke sel tubuh apabila seseorang mengalami hipoksia. Kondisi mekanisme tubuh tersebut terkait dengan kondisi dalam keaadaan sakit
4.       Kegagalan Homeostasis
   Banyak mekanisme homeostasis seperti ini bekerja terus menerus untuk mempertahankan kondisi stabil di dalam tubuh manusia.
   Bagaimanapun, mekanisme bisa terjadi gagal. Ketika melakukan homeostasis, sel mungkin tidak mendapatkan semua yang mereka butuhkan, atau limbah beracun dapat terakumulasi dalam tubuh. Jika homeostasis tidak dikembalikan, ketidakseimbangan dapat menyebabkan penyakit atau bahkan kematian.

Sistem Tubuh yang Menyumbang Proses Homeostasis
1.      Sistem Rangka
Menunjang dan melindungi jaringan danorgan-organ yang lemah, serta berfungsi sebagaipersediaan kalsium (Ca++), suatu elektrolit yang dalamplasma harus dijaga dalam jumalh yang terbatas.Bersama dengan sistem otot, sistem rangka jugamemungkinkan gerakan tubuh dan bagian-bagiannya.

2.      Sistem Otot
Menggerakan tulang-tulang tempat melekatnya. Dari pandangan homeostasis secara murni, sistem ini memungkinkan suatu individu bergerak ke arah makanan atau menjauhi bahaya. Selanjutnya panas yang ditimbulkan oleh otot rangka sangat penting bagi regulasi suhu. Sebagai tambahan, karena otot rangka dibawah kontrol kesadaran, memungkinkan seseorang menggunakanya untuk melakukan gerakan yang tidak langsung ke arah pemeliharaan homeostasis.

3.      Sistem Saraf
Adalah salah satu dari dua sistem kontrol tubuh yang utama. Secara umum sistem saraf mengontrol dan mengkoordinir aktivitas tubuh yang memberikan respon yang cepat. Sistem ini secara khusus penting dalam mendeteksi dam memberikan reaksi kepada perubahan perubahan dalam lingkungan ekstetrnal. Selanjutnya,sistem ini bertanggung jawab pada fungsi-fungsi yang lebih tinggi yang tidak seluruhnya langsung di bawah pemeliharaan homeostasis, seperti kesadaran, memori(ingatan), dan kreativitas.

4.      Sistem Endoktrin
Adalah sistem kontrol utama yang lain. Secara umum, hormon yang disekresikan me-regulasi aktivitas tubuh yang lambat, sistem ini khususnya penting dalam mengontrol konsentrasi nutrien dan pengaturan fungsi ginjal, mengontrol volume dan komposisi elektrolit lingkungan internal.

5.      Sistem Sirkulasi
Adalah sistem transpor yang membawa berbagai zat seperti; zat makanan, O2, CO2, zat sampah, elektrolit, dan hormon dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain.

6.      Sistem Kekebalan
Sebagai pertahanan melawan “penyusup” asing dan sel-sel tubuh yang telah menjadi angker. Sistem ini juga membuka jalan untuk memperbaiki atau mengganti sel-sel yang luka atau usang.

7.      Sistem Respirasi
Mengambil O2 dari ligkungan eksternal dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal. Dengan mengatur kecepatan pemindahan CO2 sebagai pembentuk asam (H2CO3), maka sistem respirasi juga penting dalam pemeliharaan pH yang tepat dalam lingkungan internal.

8.      Sistem Pencernaan
Mencerna makanan yang kita makan menjadi molekul zat makanan yang siap diabsorbsi ke dalam plasma untuk di distribusikan ke sel-sel tubuh. Sistem ini juga mentransfer air dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke dalam lingkungan internal.

9.      Sistem Integumen
Berfungsi sebagai pelindung luar untuk melindungi kehilangan cairan internal dari tabuh dan masuknya mikroorganisme asing ke dalam tubuh. Sistem ini juga penting dalam meregulasi suhu tubuh. Jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh ke lingkungan luar dapat diatur dengan mengontrol produksi keringat dan dengan meregulasi aliran darah dan dengan meregulasi aliran darah yang membawa panas ke kulit.

10.  Sistem Urinaria
Mengeluarkan zat sampah selain CO2 dan memegang peranan penting dalam meregulasi volume, komposisi elektrolit, dan keasaman cairan ekstraseluler.

11.  Sistem Reproduksi
Pada dasarnya tidak esensial untuk homeostasis dan dengan demikian tidak esensial untuk kelangsungan hidup individu. Sistem reproduksi esensial untuk pelestarian spesies.

2.      Homeodinamika
      Homeodinamik merupakan pertukaran energi secara terus menerus antara manusia dengan lingkungan sekitarnya. Pada proses ini manusia tidak hanya melakukan penyesuaian diri, tetapi terus berintraksi dengan lingkungan agar mampu mempertahankan

Proses Homeodinamika
       Proses homeodinamik bermula dari teori tentang manusia sebagai unit yang merupakan satu kesatuan utuh, memiliki karakter yang berbeda-beda. Proses hidup yang dinamis, selalu berinteraksi dengan lingkungan yang dapat dipengaruhi dan memengaruhinya, serta memiliki keunikan tersendiri.
        Prinsif Homeodinamika

  1. Prinsif integralitas,Yaitu prinsif utama daam hubungan antara manusia dan lingkungan yang tidak dapat di pisahkan. Perubahan proses kehidupan ini terjadi secara terus-menerus karena adanya intraksi manusia dengan lingkungan yang saling mempengaruhi.
  2. Prinsif resonansi, Yaitu prinsif bahwa proses kehidupan manusia selalu berirama dan frekuensinya berpariasi, mengingat manusia memiliki pengalaman beradaptasi dengan lingkungan.
  3. Prinsif helicy, Yaitu prinsif bahwa setiap perubahan dalam proses kehidupan manusia dengan lingkungan.



DAFTAR PUSTAKA



·         Daftar pustaka (internet)
·         Daftar pustaka (buku)
Potter, patricia A.2005.buku Ajar Fundamental keperawatan. Jakarta: PENERBIT BUKU KEDOKTERAN EGC
Hidayat, A. Aziz Alimu. 2009. Buku pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: PENERBIT SALEMBA MEDIKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar