Rabu, 08 Juni 2016

      

RUANG LINGKUP DAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

       Ruang Lingkup Asuhan Kebidanan

Ruang lingkup asuhan kebidanan merupakan ruang lingkup dimana bidan melakukan pelayanan kebidanan. Adapun ruang lingkup asuhan kebidanan adalah sebagai berikut.
1.      Berfokus kepada uapaya promosi kesehatan dan preventif.
2.      Pertolongan persalianan normal.
3.      Deteksi dini komplikasi pada ibu dan anak.
4.      Melaksanakan tindakan asuhan sesuai wewenang atau bantuan apabila diperluakan.
5.      Melaksanakan tindakan kegawatdaruratan yang dilanjutkan dengan upaya rujukan..
Pelayanan kesehatan yang diberikan harus bersifat promotif, preventif, diagnosa dini, kuratif dan rehabilitatif.
1.      Promotif, dilakukan bidan dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui cara-cara beriku : penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi, pendidikan seks dan lain-lain.
2.      Preventif, dilakukan bidan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan cara sebagai berikut :

a)      Imunisasi pada bayi, balita serta ibu hamil
b)      Pemeriksaan kesehatan secara berkala(balita, bumil, remaja, lansia dan lain-lain) melaui pusat pelayanan kesehatan.
c)      Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
d)     Dan lain-lain.
3.      Diagnosa dini, dilakukan bidan dengan tujuan untuk memeriksa keadaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sehingga bila terdapat gangguan dari hasil pemeriksaan dapat diantisipasi. Contohnya : pemeriksaan USG, pemeriksaan VCT (pemeriksaan HIV/AIDS), pap smear dan lain-lain.
4.       Kuratif, dilakukan bidan dengan tujuaan untuk merawat dan mengobati individu, keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan-kegiatan :
a)      Dukungan penyembuhan, perawatan (seperti : PMO kasus TB,dukungan psikis penderita TB)
b)      Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifas
c)      Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d)     PPPK dan kegawatdaruratan, serta system rujukan
e)      Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit
f)       Dan lain-lain.
5.      Rehabilitatif, dilakukan bidan dengan tujuan untuk memulihkan keadaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mengalami masalaha kesehatan, melalui kegiatan berikut.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 900/MenKes/SK/VII/2002 Bab V Pasal 14 sampai Pasal 26 dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1446/MenKes/Per/X/2010 Bab III Pasal 9 sampai Pasal 19, tentang penyelenggaraan praktik bidan, maka dalam menjalankan praktik kebidanan mempunyai wewenang sebagai berikut. 
1.      Pelayanan Kesehatan Ibu, diberikan pada masa pra-hamil, hamil, persalinan, nifas, menyusui dan masa antara dua kehamilan. Pelayanan kesehatan ibu meliputi hal-hal sebagai berikut : pelayanan konseling pada masa pra kehamilan, pelayanan antenatal pada kehamilan normal, pelayanan persalianan normal, pelayanan ibu nifas normal, pelayanan ibu menyusui dan pelayanan konseling pada masa anatara dua kehamilan.
2.      Pelayanan Kesehatan Anak, diberikan kepada bayi baru lahir, anak balita dan anak pra-sekolah. Pelayanan kesehatan anak meliputi hal-hal sebagai berikut`
a.       Melakuakan asuhaan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, IMD, injeksi vitamin K, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal dan perawatan tali pusat.
b.      Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah.
c.       Pemberian konseling dan penyuluhan.
d.      Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian.
e.       Dan lain-lain.
3.      Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Keluarga Berencana meliputi hal-hal sebagai berikut : memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana dan memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.

      Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah pendekatan kerangka berpikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Kepmenkes369;2007,5).
1. Manajemen kebidanan tujuh langkah Varney
                 Helen Varney (1997) berpendapat bahwa manajemen kebidanan adalah pemecahan masalah untuk mengorganisasiakan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan, keterampialan dalam rangkaian atau tahapan logis untuk pengambilan keputusan berfokus pada klien.Menurut Varney alur berpikir bidan saat menghadapi klien meliputi tujuh langkah yaitu :
a.      Pengkajian
Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap. Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi akurat dan lengkap dari beberapa sumber yang berkaitan dengan kondisi klien edengan cara wawancara dengan klien, suami, keluarga dan dari catatan pasien untuk memperoleh data subjektif. Sementara itu, data objektif dilakukan dengan melakukan observasi dan pemriksaan.

b.      Identifikasi diagnosis dan masalah
Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.Diagnosa dirumuskan dengan menggunakan nomenklatur kebidanan (diagnosa yang sudah disepakati bersama profesi).
c.       Identifikasi diagnosis dan masalah potensial
Mengidentifikasi asalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan pencegahan sambil mengamati klien. Tujuan langkah ini adalah mengantisipasi semua kemungkinan yang dapat muncul. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.
d.      Identifikasi kebutuhan segera
Kebutuahan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah. Pada langkah ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi berdasarkan kondisi klien.
e.       Menysusun rencana asuhan menyeluruh (intervensi)
Merumuskan rencana asuhan yang sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuahan bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya. Dalam langkah ini bidan harus membuat kerangka pedoman antisipasi klien, seperti apa yang akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien.
f.       Pelaksanaan rencana asuhan (implementasi)
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan secara efisien dan aman
g.      Evaluasi
Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar aefektif dalam pelaksanaannya.

2.      Pendokumentasian asuhan SOAP
Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berpikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP.            
S (Subjektif)                        :
menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis (langkah I Varney)
O (Objektif)                        :

menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan uji diagnosis lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan (langkah I Varney)
A (Assesment/Pengkajian)  :

manggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi:
1.      Diagnosis/masalah
2.      Antisispasi diagnosis/masalah potensial
3.      Perlunya tindakan segera oleh bidan dan dokter/kosultasi/kolaborasi dan atau rujukan (langkah II, III, dan IV Varney).
P (Plan)                               :

menggambarkan pendokumentasian tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan assesment (langkah V, VI dan VII Varney).
          Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini dirumuskan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Dipakai untuk mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekaman medis sebagai catatan kemajuan.
          SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis. Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali ia bertemu dengan pasiennya. Selama masa antepartum, seorang bidan dapat menuliskan satu catatan SOAP untuk setiap kali kunjungan, sementara dalam masa intrapartum, seorang bidan boleh menuliskan lebih dari satu catatan untuk satu pasien dalam satu hari. Selain itu juga, seorang bidan harus melihat catatan-catatan SOAP terlebih dahulu bilamana ia merawat seorang klien untuk mengevaluasi kondisinya yang sekarang.

                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar