RUANG LINGKUP DAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN
Ruang
Lingkup Asuhan Kebidanan
Ruang lingkup asuhan kebidanan merupakan ruang
lingkup dimana bidan melakukan pelayanan kebidanan. Adapun ruang lingkup asuhan
kebidanan adalah sebagai berikut.
1. Berfokus
kepada uapaya promosi kesehatan dan preventif.
2. Pertolongan
persalianan normal.
3. Deteksi
dini komplikasi pada ibu dan anak.
4. Melaksanakan
tindakan asuhan sesuai wewenang atau bantuan apabila diperluakan.
5. Melaksanakan
tindakan kegawatdaruratan yang dilanjutkan dengan upaya rujukan..
Pelayanan
kesehatan yang diberikan harus bersifat promotif, preventif, diagnosa dini,
kuratif dan rehabilitatif.
1. Promotif,
dilakukan bidan dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat melalui cara-cara beriku : penyuluhan kesehatan sesuai
kebutuhan masyarakat, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan,
pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi, pendidikan seks
dan lain-lain.
2. Preventif,
dilakukan bidan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan cara sebagai
berikut :
a) Imunisasi
pada bayi, balita serta ibu hamil
b) Pemeriksaan
kesehatan secara berkala(balita, bumil, remaja, lansia dan lain-lain) melaui
pusat pelayanan kesehatan.
c) Pemeriksaan
dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
d) Dan
lain-lain.
3. Diagnosa
dini, dilakukan bidan dengan tujuan untuk memeriksa keadaan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sehingga bila terdapat gangguan dari hasil pemeriksaan
dapat diantisipasi. Contohnya : pemeriksaan USG, pemeriksaan VCT (pemeriksaan
HIV/AIDS), pap smear dan lain-lain.
4. Kuratif, dilakukan bidan dengan tujuaan untuk
merawat dan mengobati individu, keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau
masalah kesehatan, melalui kegiatan-kegiatan :
a) Dukungan
penyembuhan, perawatan (seperti : PMO kasus TB,dukungan psikis penderita TB)
b) Perawatan
ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifas
c) Perawatan
tali pusat bayi baru lahir
d) PPPK
dan kegawatdaruratan, serta system rujukan
e) Pemberian
obat : Fe, Vitamin A, oralit
f) Dan
lain-lain.
5. Rehabilitatif,
dilakukan bidan dengan tujuan untuk memulihkan keadaan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang mengalami masalaha kesehatan, melalui kegiatan
berikut.
Berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 900/MenKes/SK/VII/2002
Bab V Pasal 14 sampai Pasal 26 dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1446/MenKes/Per/X/2010 Bab III Pasal 9 sampai Pasal 19, tentang
penyelenggaraan praktik bidan, maka dalam menjalankan praktik kebidanan mempunyai
wewenang sebagai berikut.
1.
Pelayanan Kesehatan Ibu, diberikan pada
masa pra-hamil, hamil, persalinan, nifas, menyusui dan masa antara dua
kehamilan. Pelayanan kesehatan ibu meliputi hal-hal sebagai berikut : pelayanan
konseling pada masa pra kehamilan, pelayanan antenatal pada kehamilan normal,
pelayanan persalianan normal, pelayanan ibu nifas normal, pelayanan ibu
menyusui dan pelayanan konseling pada masa anatara dua kehamilan.
2.
Pelayanan Kesehatan Anak, diberikan
kepada bayi baru lahir, anak balita dan anak pra-sekolah. Pelayanan kesehatan
anak meliputi hal-hal sebagai berikut`
a.
Melakuakan asuhaan bayi baru lahir
normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, IMD, injeksi vitamin K,
perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal dan perawatan tali pusat.
b.
Pemberian imunisasi rutin sesuai program
pemerintah.
c.
Pemberian konseling dan penyuluhan.
d.
Pemberian surat keterangan kelahiran dan
kematian.
e.
Dan lain-lain.
3.
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan
dan Keluarga Berencana meliputi hal-hal sebagai berikut : memberikan penyuluhan
dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana dan
memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
Manajemen
Kebidanan
Manajemen
kebidanan adalah pendekatan kerangka berpikir yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan
data, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
(Kepmenkes369;2007,5).
1.
Manajemen kebidanan tujuh langkah Varney
Helen Varney (1997) berpendapat bahwa manajemen kebidanan adalah
pemecahan masalah untuk mengorganisasiakan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, penemuan, keterampialan dalam rangkaian atau tahapan logis untuk
pengambilan keputusan berfokus pada klien.Menurut Varney alur berpikir bidan
saat menghadapi klien meliputi tujuh langkah yaitu :
a. Pengkajian
Melakukan
pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi
keadaan klien secara lengkap. Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua
informasi akurat dan lengkap dari beberapa sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien edengan cara wawancara dengan klien, suami, keluarga dan dari catatan
pasien untuk memperoleh data subjektif. Sementara itu, data objektif dilakukan
dengan melakukan observasi dan pemriksaan.
b.
Identifikasi
diagnosis dan masalah
Melakukan identifikasi
yang benar terhadap diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan
interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
sudah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan
masalah yang spesifik.Diagnosa dirumuskan dengan menggunakan nomenklatur
kebidanan (diagnosa yang sudah disepakati bersama profesi).
c.
Identifikasi
diagnosis dan masalah potensial
Mengidentifikasi asalah
potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan
pencegahan sambil mengamati klien. Tujuan langkah ini adalah mengantisipasi
semua kemungkinan yang dapat muncul. Langkah ini penting sekali dalam melakukan
asuhan yang aman.
d.
Identifikasi
kebutuhan segera
Kebutuahan adalah
hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosis
dan masalah. Pada langkah ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera, melakukan konsultasi, kolaborasi berdasarkan kondisi klien.
e.
Menysusun
rencana asuhan menyeluruh (intervensi)
Merumuskan rencana
asuhan yang sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuahan bersama klien
kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya. Dalam langkah ini
bidan harus membuat kerangka pedoman antisipasi klien, seperti apa yang akan
terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu
merujuk klien.
f.
Pelaksanaan
rencana asuhan (implementasi)
Pada langkah ini
dilakukan pelaksanaan asuhan secara efisien dan aman
g.
Evaluasi
Melakukan evaluasi
keefektifan asuhan yang telah diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah
kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasi. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar
aefektif dalam pelaksanaannya.
2.
Pendokumentasian asuhan SOAP
Untuk
mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berpikir
sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
S (Subjektif) :
|
menggambarkan
pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis (langkah I
Varney)
|
O
(Objektif) :
|
menggambarkan
pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan uji
diagnosis lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan
(langkah I Varney)
|
A
(Assesment/Pengkajian) :
|
manggambarkan
pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi data subjektif dan objektif
dalam suatu identifikasi:
1. Diagnosis/masalah
2. Antisispasi
diagnosis/masalah potensial
3. Perlunya
tindakan segera oleh bidan dan dokter/kosultasi/kolaborasi dan atau rujukan
(langkah II, III, dan IV Varney).
|
P
(Plan) :
|
menggambarkan
pendokumentasian tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan assesment (langkah V, VI dan VII
Varney).
|
Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP
ini dirumuskan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Dipakai untuk
mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekaman medis sebagai catatan kemajuan.
SOAP adalah catatan yang bersifat
sederhana, jelas, logis dan tertulis. Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP
setiap kali ia bertemu dengan pasiennya. Selama masa antepartum, seorang bidan
dapat menuliskan satu catatan SOAP untuk setiap kali kunjungan, sementara dalam
masa intrapartum, seorang bidan boleh menuliskan lebih dari satu catatan untuk
satu pasien dalam satu hari. Selain itu juga, seorang bidan harus melihat
catatan-catatan SOAP terlebih dahulu bilamana ia merawat seorang klien untuk
mengevaluasi kondisinya yang sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar